DAFTAR ISI
- Bab I Pendahuluan……………………………………………….1
a.
Latar
Belakang……………………………………………………...1
b.
Rumusan
Masalah…………………………………………………..1
c.
Tujuan………………………………………………………………2
- Bab II Tinjauan
Pustaka…………………………………………..3
- Bab III Isi………………………………………………………….5
Pembahasan……………………………………………….……………5
§ BaB IV Penutup………………………………..………………..13
a. Kesimpulan………………………………………………………..13
b. Saran………………………………………………………………13
- Daftar
Pustaka…………………………………………………………14
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR
BELAKANG
Pemanasan global (global
warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur
global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect)
yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2),
metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi
matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.
Isu pemanasan global pun begitu berkembang akhir-akhir ini.
Pemeran utamanya tentu saja manusia dengan berbagai aktivitasnya. Pemanasan
global telah menyebabkan perubahan iklim yang signifikan, seperti yang terjadi
di negara kita. Efek dari pemanasan ini telah menyebabkan perubahan iklim yang
ekstrim. Di beberapa daerah sering terjadi hujan lebat yang mengakibatkan
banjir bandang, longsor, munculnya angin puting beliung, bahkan kekeringan yang
mengancam jiwa manusia. Makalah ini akan membahas gambaran umum tentang
pemanasan global, peran manusia dalam pemanasan global, dampak, usaha
mengendalikan pemanasan global dan lain sebagainya.
- RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan
terdahulu, maka dapat dirumuskan bahwa permasalahannya ialah “ Apa itu pemanasan global dan bagaimana
dampaknya terhadap kehidupan kekristenan kita ? ”.
Dari paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa masalah dari
makalah ini adalah:
ü Apa itu Pemanasan Global dan hubungannya dengan Efek Rumah Kaca
?
ü Apa Penyebab dan Peran manusia dalam Pemanasan Global ?
ü Bagaimana Akibat dan Dampak dari Pemanasan Global ?
ü Apa Usaha mengendalikan Pemanasan Global ?
ü Solusi yang dilakukan orang Kristen sekarang untuk
mengantisipasi Pemanasan Global !
- TUJUAN
Tujuan dari makalah ini secara umum adalah untuk memenuhi tugas
mata pelajaran Agama yang membahas tentang Dampak Lingkungan Hidup dan
Pemanasan Global.
Secara khusus, tujuan dari makalah ini adalah:
ü Untuk mengetahui apa itu Pemanasan Global dan hubungannya dengan
Efek Rumah Kaca !
ü Mengetahui Penyebab dan Peran manusia dalam Pemanasan Global !
ü Mengetahui Akibat dan Dampak dari Pemanasan Global !
ü Mengetahui Usaha mengendalikan Pemanasan Global !
ü Dan mengetahui Solusi yang dilakukan orang Kristen sekarang
untuk mengantisipasi Pemanasan Global !
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
v GAMBARAN UMUM
PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan global atau global warming
merupakan masalah serius yang sedang mengancam bumi kita saat ini. Salah satu
akibat dari pemanasan global
adalah rusaknya lapisan Ozon dan perubahan
iklim yang tidak menentu.
Ozon
adalah lapisan mantel bumi,yang berfungsi melindungi bumi beserta isinya dari
sinar ultraviolet secara langsung. Bisa dibayangkan jika tidak ada lagi lapisan
ozon yang melindungi bumi, maka tidak akan ada lagi siklus kehidupan.
Menurut penelitian para ilmuwan dunia, lapisan ozon telah
mengalami penipisan dari tahun ke tahun. Bahkan katanya saat ini sudah ada
lubang ozon di daerah Arizona. Lubang ozon itu terbentuk karena adanya dampak
dari pemanasan global (global warming), efek rumah kaca
dan lainnya.
Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan
suhu permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu
lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir suhu
global cenderung meningkat lebih cepat dibandingkan data yang terrekam
sebelumnya. Dan sepuluh tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990.
Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang
terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam
bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini
mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke
angkasa luar. Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan
Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal
tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata bumi terus
meningkat.
Bila ada lubang ozon berarti di situlah sinar UV memancarkan
sinarnya secara langsung, tanpa adanya penyaring (lapisan Ozon). Semua mahkluk
hidup di bumi tidak akan mampu bersentuhan langsung dengan sinar UV tersebut.
Cahaya matahari yang kita terima/rasakan setiap hari, sudah merupakan hasil
penyaringan dari ozon. Sehingga sudah tidak berbahaya lagi bagi manusia dan
mahkluk hidup lainnya di muka bumi.
Perubahan iklim yang tidak menentu akibat dari pemanasan global
sudah banyak dirasakan saat ini. Beberapa daerah di indonesia telah mengalami
curah hujan yang sangat rendah sehingga terjadi krisis air (kekeringan).
Sedangkan di daerah lainnya malah curah hujan yang sangat tinggi sehingga
terjadi banjir dan tanah longsor.
Pemanasan global juga sering dikaitkan dengan perubahan iklim.
Trenberth, Houghton dan Filho (1995) dalam
Hidayati (2001) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan
pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia
yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati
pada periode yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari
penyimpangan iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena
El-Nino akan menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah normal
untuk beberapa daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat
fenomena La-Nina berlangsung.
BAB III
ISI
v PEMBAHASAN
1. Pemanasan Global dan Hubungannya dengan Efek Rumah Kaca
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan
bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan
Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di
beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di
belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan
kenaikan suhu.
Bumi ini sebetulnya secara alami menjadi panas karena radiasi
panas matahari yang masuk ke atmosfer. Panas ini sebagian diserap oleh
permukaan Bumi lalu dipantulkan kembali ke angkasa. Karena ada gas rumah kaca
di atmosfer, di antaranya karbon dioksida (CO2), metana (CH4),
nitro oksida (N2O), sebagian panas tetap ada di atmosfer sehingga
Bumi menjadi hangat pada suhu yang tepat (60ºF/16ºC) bagi hewan, tanaman, dan
manusia untuk bisa bertahan hidup. Mekanisme inilah yang disebut efek gas rumah
kaca. Tanpa efek gas rumah kaca, suhu rata-rata di dunia bisa menjadi -18ºC.
Sayangnya, karena sekarang ini terlalu banyak gas rumah kaca di atmosfer,
terlalu banyak panas yang ditangkapnya. Akibatnya, Bumi menjadi semakin panas.
2. Penyebab dan Peran manusia dalam Pemanasan Global
Pemanasan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu
yang dikenal dengan gas rumah kaca, yg terus bertambah di udara, hal tersebut
disebabkan oleh tindakan manusia, kegiatan industri, khususnya CO2 dan
chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon dioksida, yang umumnya
dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan penggundulan hutan
serta pembakaran hutan.
Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri,
sedangkan emisi metan disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian.
Chlorofluorocarbon CFCs merusak lapisan ozon seperti juga gas rumah kaca
menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus dalam Protokol Montreal.
Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas polutif
yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari. Sementara
lautan dan vegetasi menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk menjadi “atap”
sekarang berlebihan akibat emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah
akumulatif dari gas rumah kaca yang berada di udara bertambah dan itu berarti
mempercepat pemanasan global.
Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah
secara spektakuler. Sekitar 70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78%
dari energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan
ketidakseimbangan yang mengakibatkan sejumlah wilayah terkuras habis dan yang
lainnya mereguk keuntungan. Sementara itu, jumlah dana untuk pemanfaatan energi
yang tak dapat habis (matahari, angin, biogas, air, khususnya hidro mini dan
makro), yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, baik di negara maju
maupun miskin tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan
investasi yang dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir.
Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon,
menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal
dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi kesuburan tanah.
Tidak dapat dipungkiri lagi, manusia sebagai makhluk yang “lebih
berkuasa” merupakan pemeran utama adanya pemanasan global. Hal ini disebabkan
manusia lah yang penyumbang gas rumah kaca terbesar.
Semakin berkurangnya hutan memegang peranan dalam pemanasan
global. Kawasan hutan merupakan areal yang mempunyai manfaat langsung bagi
masyarakat, namun pada kenyataannya selama ini belum banyak dipahami kalangan
awam sebagai sesuatu yang berarti. Mereka menilai kawasan hutan merupakan
kawasan tutupan hutan yang hanya mempunyai makna ekonomi jika kayu yang ada di
dalamnya bisa dijual atau dimanfaatkan untuk bangunan.
Air yang terserap dari gunung menciptakan kesuburan tanah dan
menjaga kecukupan air masyarakat yang keluar lewat mata air kemudian dialirkan
melalui sungai-sungai dan air tersebut dimanfaatkan untuk lahan pertanian
masyarakat sekitar.
Beberapa tahun terakhir ini penjarahan hutan atau penebangan
liar di kawasan hutan makin marak terjadi dimana-mana seakan-akan tidak
terkendali. Ancaman kerusakan hutan ini jelas akan menimbulkan dampak negatif
yang luar biasa besarnya karena adanya efek El-Nino dari hilangnya hutan,
terutama pada kawasan-kawasan yang mempunyai fungsi ekologis dan biodiversiti
besar. Badan Planologi Departemen Kehutanan melalui citra satelit menunjukkan
luas lahan yang masih berhutan atau yang masih ditutupi pepohonan di Pulau Jawa
tahun 1999/2000 hanya tinggal empat persen saja. Kawasan ini sebagian besar
merupakan wilayah tangkapan air pada daerah aliran sungai (DAS). Akibat dari
kejadian ini hilangnya suatu kawasan hutan yang tadinya dapat mendukung
kehidupan manusia dalam berbagai aspek. seperti kebutuhan air, oksigen (O2),
kenyamanan (iklim mikro), keindahan (wisata), penghasil kayu, rotan, dammar,
penyerapan karbon, pangan dan obat-obatan, sekarang ini sudah sulit di dapatkan
lagi
3. Akibat dan Dampak dari Pemanasan Global
Adanya pemanasan global menmbulkan berbagai akibat yang sebagian
besar sangat merugikan. Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan
global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan
memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan
mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di
perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan,
mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis,
bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair.
Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin
dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air
yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban
tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh
lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga
keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap
air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan
memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan
menurunkan proses pemanasan Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah
hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit
pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam
seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air
akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih
kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan
pola yang berbeda. Topan badai (Hurricane)
yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar.
Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin
mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi
lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut,
perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya
flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan
dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi :
a.
Gangguan terhadap fungsi kawasan
pesisir dan kota pantai,
b.
Gangguan terhadap fungsi
prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara,
c.
Gangguan terhadap
permukiman penduduk,
d.
Pengurangan produktivitas
lahan pertanian,
e.
Peningkatan resiko kanker
dan wabah penyakit.
Dalam
makalah ini, fokus diberikan pada antisipasi terhadap dua dampak pemanasan
global, yakni : Kenaikan muka air laut (Sea
Level Rise) dan banjir.
Dampak-dampak lainnya :
a.
Musnahnya berbagai jenis
keanekragaman hayati,
b.
Meningkatnya frekuensi
dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
c.
Mencairnya es dan glasier
di kutub,
d.
Meningkatnya jumlah tanah
kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan,
e.
Kenaikan permukaan laut
hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air
laut naik hingga 15 - 95 cm,
f.
Kenaikan suhu air laut
menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral
bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia,
g.
Meningkatnya frekuensi
kebakaran hutan,
h.
Menyebarnya
penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah-daerah baru karena
bertambahnya populasi serangga (nyamuk),
i.
Daerah-daerah tertentu
menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.
4. Usaha mengendalikan Pemanasan Global
Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1
persen per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan
saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan.
Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan
langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.
Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah
pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya
air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk
pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat,
dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur)
habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara.
Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini
untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya
gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan
menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini
disebut carbon sequestration (menghilangkan
karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di
udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi.
Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida
yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam
kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang
mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali
karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain,
seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk
mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam
mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung.
Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak
untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan. Injeksi juga bisa
dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak,
lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan
pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke
permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer
sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran
bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak
revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber
energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad
ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai
sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya
secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke
udara, karena gas melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan
dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian,
penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan
karbon dioksida ke udara.
Beberapa konferensi dan perjanjian tingkat internasional juga
semakin gencar diupayakan. Perjanjian itu lebih mengarah ke perdagangan karbon
dan peraturan pemotongan emisi bagi negara-negara industri yang memegang
presentase paling besar dalam pelepasan gas-gas rumah kaca.
5. Solusi yang dilakukan orang Kristen sekarang untuk
mengantisipasi Pemanasan Global
ü Jadilah Vegetarian
Memproduksi
daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air. Hewan ternak
seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat mereka
mencerna makanan mereka. Food and
Agriculture Organization (FAO) PBB
menyebutkan produksi daging menyumbang 18% pemanasan
global, lebih besar daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5%). Lebih
lanjut, dalam laporan FAO, “Livestock’s
Long Shadow”, 2006 dipaparkan bahwa peternakan menyumbang 65% gas nitro oksida dunia (310 kali lebih kuat dari CO2)
dan 37% gas metana dunia (72 kali
lebih kuat dari CO2). Selain itu, United Nations Environment
Programme (UNEP),
dalam buku panduan “Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan daging untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan per orangnya
hanya menyumbang 190 kg CO2!
Tidak mengherankan bila ahli iklim terkemuka PBB, yang merupakan Ketua
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk mengurangi makan daging.
ü Tanam Pohon
Satu
pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya.
Dalam seluruh masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2. United Nations Environment Programme
(UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas rumah kaca.
Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila
mereka ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar
justru akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Maka, pikir seribu kali sebelum
menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan hutan juga berkaitan dengan
peternakan.
ü Bepergian yang Ramah Lingkungan
Cobalah
untuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau pergi
bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang
menggunakan bahan bakar alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang
dibakar dalam mesin mobil menyumbang 2,5 kg CO2. Bila
jaraknya dekat dan tidak terburu waktu, anda bisa memilih kereta api daripada
pesawat. Menurut IPCC, bepergian dengan pesawat menyumbang 3-5% gas rumah kaca.
ü Kurangi Belanja
Industri
menyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia dan kebanyakan berasal dari
penggunaan bahan bakar fosil. Jenis industri yang membutuhkan banyak bahan
bakar fosil sebagai contohnya besi, baja, bahan-bahan kimia, pupuk, semen,
gelas, keramik, dan kertas. Oleh karena itu, jangan cepat membuang barang, lalu
membeli yang baru. Setiap proses produksi barang menyumbang CO2.
ü Beli Makanan Organik
Tanah
organik menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar dari pertanian
konvensional. The Soil Association menambahkan bahwa produksi secara organik
dapat mengurangi 26% CO2 yang disumbang oleh pertanian.
ü Gunakan Lampu Hemat Energi
Bila
Anda mengganti 1 lampu di rumah Anda dengan lampu hemat energi, Anda dapat
menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat energi 10 kali lebih tahan lama
daripada lampu pijar biasa.
ü Gunakan Kipas Angin
AC yang
menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650 gr CO2 per jamnya. Karena
itu, mungkin Anda bisa mencoba menggunakan kipas angin.
ü Jemur Pakaian Anda di bawah Sinar Matahari
Bila
Anda menggunakan alat pengering, Anda mengeluarkan 3 kg CO2.
Menjemur pakaian secara alami jauh lebih baik: pakaian Anda lebih awet dan
energi yang dipakai tidak menyebabkan polusi udara.
ü Daur Ulang Sampah Organik
Tempat
Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalui metana yang
dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos dari
sampah organik (misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun Anda,
Anda bisa membantu mengurangi masalah ini!
ü Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat Didaur
Ulang
Mendaur
ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang dibutuhkan untuk memproduksi
kaleng aluminium yang baru – menghemat 9 kg CO2 per kilogram
aluminium! Untuk 1 kg plastik yang didaur ulang, Anda menghemat 1,5 kg CO2,
untuk 1 kg kertas yang didaur ulang, Anda menghemat 900 kg CO2.
BAB IV
PENUTUP
v KESIMPULAN
Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan
utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia
sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan
global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk
diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa
mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap
kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap
bumi ini maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi
ini.
Tuhan juga memberi mandat pada kita agar kita menjaga dan
memelihara lingkungan (Kejadian 2:15 ;
Kejadian 1:26 ; Kejadian 1:28). Sebenarnya pemanasan global adalah bukti
kekurangpedulian kita, sebagai manusia, terhadap lingkungan kita.
v SARAN
Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum
makhluk hidup ada. Maka dari itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus
beberapa dekade kah kita memikirkannya. Sampai pada satu sisi dimana bumi ini
telah tua dan memohon agar kita menjaga serta melestarikannya sesuai dengan apa
yang diperintahkan Tuhan kepada kita.
Masa depan lingkungan adalah tanggung jawab kita semua
sebagaimana yang Tuhan perintahkan kepada umatNya dalam kitab Kejadian 1:28 supaya
kita menguasai dan memelihara bumi (lingkungan) ini. Jadi, tidak ada alasan
bagi kita untuk menghindar dan tidak berbuat sesuatu. Kita pun anak-anak Allah
yang masih muda, jangan karena merasa kecil jadi kita diam dan berpangku tangan
saja ( Yeremia 1:7 ). Kita juga bisa
berbuat sesuatu dari hal-hal kecil di lingkungan sekitar kita seperti membuang
sampah pada tempatnya. Mari semua kita bertindak, karena kalau bukan kita siapa
lagi. Ingat masa depan lingkungan ini ada di tangan kita. Kita harus bersahabat
dengan lingkungan agar lingkungan mau bersahabat dengan kita. Lakukan sekarang
semasih ada kesempatan untuk kebaikan sahabat kita. Semakin cepat, semakin
baik.
Marilah kita bergotong-royong untuk menyelamatkan bumi yang
telah memberikan kita kehidupan yang sempurna ini. Stop Global Warming !!!!
terimakasih banyak untuk berbagi informasi... semoga tuhan memberikan yang terbaik buat kita semua
BalasHapusterima kasih juga :) GOD Bless you ^_^
Hapuspostingan ini sangat menarik serta enak dibaca.... saya berharap bisa berkunjung lagi
BalasHapusTerima kasihh :) sering-sering berkunjung yaaa :) GOD Bless you ^_^
Hapus