|
Narkotika
alamiah berasal dari tumbuh-tumbuhan dalam jumlah relatife kecil, diperoleh
melalui proses yang sederhana, sedangkan narkotika sintetis maupun semi
sintetis muncul karena keterbatasan narkotika alamiah yang tersedia.
Narkotika berasal dari bahasa Inggris "narcotics" yang artinya OBAT BIUS.
Narkotika adalah bahan yang berasal dari 3 jenis tanaman Papaver: Somniferum (Candu), Erythroxyion coca (kokain) dan cannabis sativa (ganja) baik murni maupun bentuk campuran. Cara kerjanya mempengaruhi susunan saraf yang dapat membuat kita
tidak merasakan apa-apa, bahkan bila bagian tubuh kita disakiti sekalipun.
Narkotika (obat bius) juga ialah semua bahan obat yang mempunyai efek kerja yang bersifat membiuskan/menurunkan kesadaran (depressant), merangsang meningkatkan prestasi (stimulant), menghayalkan (halusinogen) dan ketergantungan (dependence).
Narkotika adalah bahan yang berasal dari 3 jenis tanaman Papaver: Somniferum (Candu), Erythroxyion coca (kokain) dan cannabis sativa (ganja) baik murni maupun bentuk campuran. Cara kerjanya mempengaruhi susunan saraf yang dapat membuat kita
tidak merasakan apa-apa, bahkan bila bagian tubuh kita disakiti sekalipun.
Narkotika (obat bius) juga ialah semua bahan obat yang mempunyai efek kerja yang bersifat membiuskan/menurunkan kesadaran (depressant), merangsang meningkatkan prestasi (stimulant), menghayalkan (halusinogen) dan ketergantungan (dependence).
Contoh-contoh
narkotika:
a.
Heroin (Putaw). Berasal dari bahan pokok morfin dan merupakan opioda semi
sintetis berupa serbuk putih yang berasa pahit.
b.
Opium (Candu), diperoleh dari tanaman bernama bunga Poppy Papaver.
c.
Morphine (Morfin). Merupakan opioda alamiah yang berbentuk kristal,
berwarna putih dan berubah menjadi kecoklatan. Morfin tidak berbau. Opium
mentah mengandung 4-21% morfin.
Sebagian besar
opium diolah menjadi morfin dan codein.
Morfin merupakan suatu unsur aktif yang berasal dari candu setelah mengalami
proses kimiawi.
d.
Cocain. Berasal dari daun tumbuhan coca, sejenis tumbuhan yang tumbuh di
lereng pegunungan Andes di Amerika Selatan.
Masyarakat India Inca suka mengunyah daun koka dalam upacara
ritual untuk menahan lapar atau letih.
a.
Propoxyphene (Darvon), yaitu sejenis obat yang berfungsi
sebagai penahan rasa sakit.
b.
Methadone (Delophine), adalah opioda sintetis yang
mempunyai daya kerja lebih efektif daripada morfin dengan cara penggunaan ditelan.
|
Contoh-contoh
psikotropika:
a.
Ecstasy. Bentuknya berupa tablet dengan aneka warna. Cara penggunaan
ditelan langsung. Penggunaan ecstasy dapat menimbulkan rasa senang yang
berlebihan. Ecstasy biasanya dikenal nama inex,
huge drug, clarity, butterfly, love heart dan berbagai istilah lainnya.
b.
Methamphetamine. Bentuknya berupa serbuk kristal dan cairan.
Cara penggunaannya dihisap dengan bantuan alat (Bong). Contoh methamphetamine yang paling popular adalah Shabu.
c.
Benzodiazepin. Termasuk kategori obat penenang atau obat
tidur. Contoh paling umum dari psikotropika jenis ini adalah Pil BK, Koplo, MG,
dan Lexotan. Bentuknya berupa tablet, digunakan dengan cara ditelan langsung.
d.
Amphetamine Type Stimulants (ATS). Merupakan nama
sekelompok zat atau obat yang mempunyai khasiat sebagai stimulan susunan saraf
pusat, misalnya speed dan crystal.
|
a.
Nikotin, yang terdapat pada tembakau.
b.
Kafein, pada kopi dan minuman penyegar.
c.
Minuman yang mengandung alkohol sehingga menghilangkan kesadaran
dalam jangka waktu tertentu.
d.
Bahan pelarut bagi keperluan rumah tangga, industri dan kantor
seperti lem, tiner, dan bensin.
|
Selain itu, ganja digunakan untuk bersenang-senang kala perayaan
hari besar tertentu. Ganja mulai dikenal di Eropa pada Abad ke-19 melalui
prajurit yang pulang bertugas di Mesir. Awal 1900-an, ganja mulai dikenal di
Amerika Serikat dan digunakan secara luas oleh anak muda pada tahun
1960-1970-an. Popularitasnya kemudian menurun dan meningkat lagi dikalangan
siswa SMA pada tahun 1992. US
Drug Enforcement Administration, menggolongkan ganja dalam kategori satu (Highly Resticted Drug) dan melarang
penanaman, peredaran dan penggunaanya.
Golongan Opioda
(Candu, Morfin, dan Heroin).
|
Penggunaan candu pun makin meluas hingga ke Tiongkok serta
beberapa negara Asia lainnya. Di Eropa, orang
meneliti manfaat candu sebagai pengobatan. Mereka berhasil mengisolasi senyawa
aktif dari candu yang disebut Morfin.
Pada tahun 1874, ahli kimia berkebangsaan Inggris berhasil mengolah morfin
menjadi Heroin.
Candu banyak ditanam di The
Golden Triangle (Segitiga Emas), yaitu perbatasan Thailand , Myanmar
dan Laos .
Peredaran dan penggunaan candu juga marak di The Golden Crescent (Bulan sabit Emas), yaitu perbatasan Afganistan
dan Pakistan .
Afganistan kini merupakan produsen candu gelap terbesar di dunia (76%), sisanya
di Myanmar , Laos , Kamboja, Meksiko ,
Pakistan dan Thailand .
|
Pemakaian morfin yang berasal dari candu mulai di kenal di
Indonesia tahun 1970, kemudian mereda pada tahun 1976. candu kembali digunakan
tahun 1995 hingga kini. Penggunaan heroin (putaw) meluas hingga ke pelosok
Nusantara. Peredaran heroin di Indonesia
bersumber dari Segitiga Emas dan Bulan Sabit Emas, yang sebagian besar
diperdagangkan oleh orang-orang Afrika sebagai kurir sindikat Narkoba
Internasional.
Kokain dan daun
Koka.
Daun koka yang mengandung kokain telah digunakan bangsa Inca,
penduduk asli Amerika Selatan sejak tahun 2500 SM. Orang Bolivia mengunyah daun
koka sebagai obat untuk mengatasi mabuk karena darah tinggi. Produsen kokain
dunia tahun 2002 adalah Kolombia (72%), Peru
(20%), Bolivia
(8%). Di Indonesia hanya kalangan tertentu yang menggunakan kokain karena
harganya yang sangat mahal.
Sedativa/Hiponortika
(Obat Penenang/Tidur).
Sedativa/Hiponortika (obat Penenang/Tidur), adalah golongan obat
yang dipakai untuk mengobati kecemasan dan sebagai obat tidur. Obat ini
ditemukan pada tahun 1900-an. Sedangkan di Indonesia, disalahgunakan mulai
tahun 1970-an hingga sekarang. Paling banyak dari golongan Benzodiazepin (MG,
Koplo, BK, Lexotan, Dumolite, dan Rohyp).
Amphetamine Type
Stimulants (ATS).
Bermula dari pemakaian Amphetamine sebagai penekan nafsu makan, saat
ini pemakaian Stimulantsia (ATS), yang bersifat sintetis meningkat, pertama
ecstasy (MDMA) dan shabu (metamfetanin). Ekstasi sintetis pertama kali
ditemukan oleh ahli farmasi berkebangsaan Jerman tahun 1914. belanda dan Belgia
adalah produsen ekstasi sehingga peredarannya meningkat di Eropa dan Amerika. Sekarang
China dan Myanmar berkembang menjadi ATS
dunia.
Penggunaan ATS di kota-kota besar di Indonesia berawal tahun 1997. kini Indonesia tergolong sebagai produsen ekstasi
dunia, dan di produksi di laboratorium gelap berskala besar dan rumah tangga, kota Medan , Jakarta , Tanggerang, Denpasar, Batam dan Pontianak .
Selain produksi dalam negeri ATS di Indonesia juga berasal dari Guang
Zho (RRC). Yang dipasarkan melalui infrastuktur pembangunan yakni lingkungan
bisnis dan dunia hiburan.
Nikotin.
Nikotin terdapat pada tanaman tembakau yang diduga berasal dari Argentina .
Nikotin berasal dari nama “Jean Nicot”,
orang pertama yang memperkenalkan manfaat zat tersebut di bidang kedokteran.
Orang Indian merokok atau mengunyah tembakau sejak zaman dahulu. Colombus
memperkenalkan tembakau ke Eropa, lalu menyebarkan ke Afrika dan Asia . Indonesia
menduduki peringkat ke-5 dunia dalam jumlah perokok terbesar di dunia.
Alkohol.
Alkohol sudah terkenal sejak 5000 tahun yang lalu. Pertama kali
orang mengenal minuman mengandung alkohol secara tidak sengaja. Alkohol didapat
oleh minuman yang terbuat dari sari buah yang telah lama dibuat. Minuman
tersebut kemudian terkena bakteri ragi. Akibat bakteri ragi , minuman tersebut
mengalami proses fermentasi sehingga menghasilkan etanol atau etil alkohol.
Bangsa Persia
kuno dan Mesir kuno telah mengenal proses fermentasi untuk membuat minuman
alkohol, buah-buahan, biji-bijian, madu, umbi dan kaktus. Minuman alkohol
diperkenalkan bangsa Arab ke Eropa pada abad ke-12. Di Indonesia, minuman
alkohol telah dikenal lama diberbagai daerah dengan nama-nama seperti Brem,
Tuak, Arak ,
Ciu, Legen, dan Sugu.
|
Jika disuntikan, zat langsung masuk ke aliran darah. Darah
membawa zat tersebut ke otak.
Umumnya narkoba mudah larut dalam lemak. Karena otak banyak
mengandung lemak, maka ketika masuk ke tubuh, narkoba mencapai konsentrasi yang
tinggi di otak. Sementara otak adalah pusat pengendali tubuh dan bekerja
seperti prossecor dalam komputer. Otak
menerima informasi yang diterima oleh panca indra dan pesan-pesan yang berasal
dari dalam tubuh seperti rasa nyeri. Bagaimana jika ternyata otak mengalami
gangguan? Otak sudah barang tentu tidak dapat menerima dan mengirimkan pesan
kepada seluruh anggota tubuh. Muncullah kelainan seperti berkurangnya pendengaran
dan penglihatan. Lebih menakutkan dapat mengakibatkan menurunnya fungsi daya
ingat.
Narkoba yang memacu kerja otak dan meningkatkan aktifitas
tubuh disebut Stimulensia. Seseorang
yang memakai narkoba jenis ini akan menjadi gembira dan keakrabannya meningkat.
Contoh narkoba jenis ini adalah Amfetamin, ekstasi, shabu, kokain, nikotin dan
kafein.
Narkoba yang membangkitkan daya khayal (halusinasi) disebut
Halusinogenetika. Orang mengalami
halusinasi yaitu penglihatan atau pendengaran menjadi seperti khayalan atau
semu. Rasa khayal dan semu bisa didapatkan melalui konsumsi Narkoba jenis LSD
dan Ganja.
Penyalahgunaan narkoba
sangatlah kompleks. Tetapi, selalu merupakan interaksi 3 faktor, yaitu: Narkoba, Indivudu, dan Lingkungan.
Upaya pencegahan dan penanggulangan harus ditujukan pada ketiga faktor
tersebut.
Sementara itu,
indikasi penggunaan narkoba meliputi jenis, dosis, cara pakai, pengaruhnya pada
tubuh, serta ketersediaan dan pengendalian peredarannya.
Dari sudut
individu, penyalahgunaan narkoba harus dipehami dari masalah perilaku yang
kompleks. Secara tidak langsung, penggunaan narkoba dalam tataran individu dipengaruhi
oleh faktor lingkungan.
Lingkungan
mencakup keluarga, kelompok pergaulan sebaya, kehidupan sekolah dan masyarakat
luas. Lingkungan termasuk media massa ,
iklan, UU, batas usia minimum merokok dan minum minuman beralkohol serta
pelaksanaan penegakkan hukum setempat.
Dari ketiga
faktor tersebut, faktor yang paling krusial adalah individu. Seseorang harus
bertanggung jawab atas perilakunya dan tidak boleh mempermasalahkan orang lain
atau keadaan. Tanggung jawab dari individu menyangkut masalah pengambilan keputusan.
Sesorang melakukan sesuatu atas dasar pertimbangan mengenai apa yang baik dan
buruk, atau apa yang salah dan benar. Selain itu, setiap individu juga harus
mengerti akan tanggung jawab yang menyangkut masalah nilai, norma, religi dan
pedoman hidup.
Dalam budaya
masyarakat yang bersifat konsumeristis dan serba instant membuat masyarakat
cenderung mudah memakai obat atau bahan yang dapat mengubah suasana hati
mereka. Narkoba menjadikan suasana hati berubah. Ada banyak alasan yang diajukan, “Mengapa orang memakai narkoba?”. Semua
alasan itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Mencari Pengalaman
yang Menyenangkan.
Mereka mencari sensasi. Mereka ingin merasa nyaman dan gembira.
Mereka ingin sesuatu yang baru, yang menggairahkan dan menyerempet bahaya.
Mereka juga didorong oleh rasa ingin tahu. Yang tidak kalah kuatnya adalah
dorongan untuk menghilangkan perasaan jenuh dan bosan.
Mengatasi Stress.
Narkoba memberi perasaan santai sehingga dapat melupakan masalah
yang dihadapi. Mereka memakai narkoba agar merasa rileks atau tenang dari
situasi yang menegangkan. Narkoba menghindari rasa sedih, tertekan atau marah.
Narkoba juga dijadikan cara untuk meredakan rasa takut dan tidak percaya diri.
Menanggapi
Masalah Sosial.
Menggunakan narkoba menjadikan remaja diangggap lebih jantan,
dewasa atau keren. Mereka ingin diterima dan diakui oleh kelompok sebayanya.
Mereka ingin meniru apa yang dilakukan idola mereka. Media massa
juga sering menggambarkan kebutuhan untuk merasa ‘high’ sebagai bagian dari gaya
hidup dengan merokok, minum alkohol dan memakai narkoba.
Satu hal yang pasti bahwa seseorang memperoleh kesempatan ketika
ditawari narkoba. Penawaran itu dialami oleh setiap orang. Bahkan, penawaran
terhadap penggunaan narkoba sudah menjadi peristiwa sehari-hari. Semua orang
pasti pernah ditawari minum kopi, minuman penyegar yang mengandung kafein, atau
minuman yang mengandung alkohol. Bahkan, untuk mendapatkan rokok atau bir tidak
ada kesulitan yang berarti. Dalam kata lain, barang-barang tersebut dijual
bebas dan mudah didapatkan dimana saja.
Merokok dan minum alkohol adalah pintu masuk bagi penyalahgunaan
narkoba seperti ganja, pil penenang/obat tidur, ekstasi, shabu dan heroin
(putaw). Jadi, mencegah penyalahgunaan narkoba dapat dimulai dengan mencegah
dan menjauhkan anak dari bahaya merokok atau minum alkohol. Jika anak tidak
merokok hingga usia 20 tahun, besar kemungkinan ia tidak akan merokok atau
memakai narkoba. Makin usia dini anak mulai memakai narkoba, makin sulit
penanggulangannya.
Penawaran narkoba adalah situasi ketika seseorang ditawarkan untuk
memakai salah satu jenis narkoba. Penawaran itu dapat terjadi setiap saat dalam
kehidupan sehari-hari. Ketika pulang sekolah, di jalan, di tempat perhentian
bus, di rumah teman, di tempat pesta, dan masih banyak lagi tempat-tempat yang
bisa dijadikan untuk penawaran narkoba. Cara penawarannya beraneka ragam mulai
dari dengan cara yang ramah, bujukan, setengah memaksa, ancaman, hingga ancaman
fisik. Orang yang menawarkan narkoba biasanya teman atau orang yang dikenal.
Modus penawaran oleh orang yang tidak dikenal relatif jarang terjadi.
Pada dasarnya, semua orang yakin bahwa dirinya tidak akan pernah
memakai narkoba. Mereka menganggap bahwa diri mereka adalah orang baik-baik dan
dari keluarga baik-baik. Apalagi, mereka berprestasi. Akan tetapi, kenyataannya
hampir semua orang pernah menerima tawaran salah satu jenis narkoba. Awalnya
menolak, tetapi karena bujukan dan tekanan teman akhirnya mau menerima dan
mencoba. Apalagi jika ada dorongan ingin tahu dan ingin mencoba rasanya.
Seseorang dengan harga diri rendah dan tidak percaya diri, mudah
dipengaruhi orang lain. Salah satu kekuatan besar yang mempengaruhi masa remaja
saat ini adalah tekanan teman sebaya mereka. Tekanan itu dapat berpengaruh
positif, namun lebih sering negatif yang dapat memperalat, mengubah dan
mengatur gaya
hidup seseorang. Kekuatan tekanan itu menyebabkan remaja mengatur rambutnya dengan
khas, memakai pakaian aneh dan mengubah caranya menghabiskan waktu luang.
Diakui atau tidak, salah satu alasan mengapa remaja menyerah
kepada tekanan adalah keinginan untuk diakui teman sebaya mereka. Setiap orang
ingin disukai orang lain. Persoalan remaja adalah “Apa yang saya lakukan untuk membuat orang-orang lain menyukai saya?”.
Selain rasa ingin tahu, stress, rasa tidak aman dan penilaian
terhadap diri yang rendah merupakan pemicu remaja menyalahgunakan narkoba.
Stress adalah reaksi seseorang ketika ada tekanan atau perubahan. Perubahan itu
dapat berasal dari dalam atau luar dirinya. Stress dapat terjadi pada setiap
orang dan setiap waktu. Stress merupakan bagian dari kehidupan manusia yang
tidak dapat dihindarkan.
Reaksi seseorang terhadap stress bermacam-macam, yang penting
adalah bagaimana orang mengelola stress. Jika tidak orang mudah lari dari
masalah dan tidak mau menghadapi kenyataan. Akibatnya, ia dapat mengambil jalan
pintas dan memakai narkoba. Apalagi jika mengalami stress berat dan
berkepanjangan. Misalnya, percekcokan dalam keluarga atau putus cinta. Mudah
stress bisa diakibatkan oleh kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua.
Kemampuan orang tua memberikan kebutuhan mental dan emosional yang diperlukan
anak akan membuat anak merasa aman dan nyaman serta mampu menghadapi stress. Ia
akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri.
Remaja yang merasa tidak aman dan memiliki penilaian diri rendah
cenderung mencari dukungan kelompok. Rasa tidak aman adalah rasa cemas kronis
karena kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua kepadanya. Atau
sebaliknya, orang tua yang terlalu cemas. Orang tua yang melibatkan diri dalam kehidupan
remaja secara positif akan membentuk penilaian diri positif bagi si anak.
Sedangkan orang tua yang selalu mencela anak, tidak menerima dan menghargai
anak, akan membentuk penilaian diri negatif kepada anak. Anak akan menganggap
dirinya tidak berharga dan rendah, akan mengalami krisis kepercayaan diri.
Rendah diri, kurang percaya diri, penilaian diri negatif.
Identitas diri cenderung kabur.
Diliputi rasa sedih (depresi) atau cemas.
Cenderung melakukan sesuatu yang mengandung resiko bahaya.
Memberontak, tidak mau mengikuti peraturan.
Tidak taat beribadah.
Berkawan dengan penyalahguna Narkoba.
Motivasi belajar lemah.
IQ taraf terbatas.
Sering berbohong dan mencuri.
Merokok.
Cenderung makan berlebihan.
Tidak memiliki rumah tempat tinggal.
Kehamilan remaja.
Tidak suka kegiatan ekstrakulikuler.
Hiperaktif.
Tidak tekun, lekas bosan dan cepat jenuh.
Mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif
Sadis, senang menyakiti teman atau yang ada di sekitarnya.
Sulit memusatkan perhatian.
Depresant
(Penenang).
Yaitu obat yang mengendorkan atau mengurangi aktivitas atau kegiatan susunan saraf, termasuk respon dari dan menuju otak.
Dalam dosis yang kecil, dapat membuat orang menjadi lebih santai dan tenang.
Dalam dosis yang lebih besar obat-obatan ini bisa menyebabkan tidak sadar, muntah, dan kematian. Depresant mempengaruhi kosentrasi dan koordinasi, memperlambat kemampuan respon terhadap situasi yang tiba-tiba.
Obat-obat depressant seperti alkohol, heroin, morphin, opium, methadone, barbiturat, dan zat-zat yang dihirup seperti lem, cairan pembersih, dan sebagainya.
Yaitu obat yang mengendorkan atau mengurangi aktivitas atau kegiatan susunan saraf, termasuk respon dari dan menuju otak.
Dalam dosis yang kecil, dapat membuat orang menjadi lebih santai dan tenang.
Dalam dosis yang lebih besar obat-obatan ini bisa menyebabkan tidak sadar, muntah, dan kematian. Depresant mempengaruhi kosentrasi dan koordinasi, memperlambat kemampuan respon terhadap situasi yang tiba-tiba.
Obat-obat depressant seperti alkohol, heroin, morphin, opium, methadone, barbiturat, dan zat-zat yang dihirup seperti lem, cairan pembersih, dan sebagainya.
Stimulant (Perangsang).
Stimulant berkerja pada sususan saraf pusat untuk mempercepat pesan menuju dan dari otak. Stimulant memacu detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh.
Obat-obatan ini melepaskan gula lebih banyak ke pembuluh darah, menambah kewaspadaan dan mengurangi kelelahan serta rasa lapar. Dalam dosis besar dapat menyebabkan gelisah dan panik.
Yang termasuk stimulant diantaranya amphetamine dan kokain. Nikotin dan Kafein juga termasuk stimulant yang ringan.
Stimulant berkerja pada sususan saraf pusat untuk mempercepat pesan menuju dan dari otak. Stimulant memacu detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh.
Obat-obatan ini melepaskan gula lebih banyak ke pembuluh darah, menambah kewaspadaan dan mengurangi kelelahan serta rasa lapar. Dalam dosis besar dapat menyebabkan gelisah dan panik.
Yang termasuk stimulant diantaranya amphetamine dan kokain. Nikotin dan Kafein juga termasuk stimulant yang ringan.
Hallucinogen
(Pengkhayalan dan Halusinasi/ilusi).
Halusinogen mempengaruhi persepsi. Orang yang memakainya mungkin akan melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Atau apa yang dilihatnya terganggu. Efek dari halusinogen ini sangat besar.
Adalah tidak mungkin untuk memprediksi bagaimana mereka mempengaruhi orang tertentu pada suatu waktu tertentu. Yang termasuk halusinogen diantaranya LSD, PCP, mescalin dan ganja.
Halusinogen mempengaruhi persepsi. Orang yang memakainya mungkin akan melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Atau apa yang dilihatnya terganggu. Efek dari halusinogen ini sangat besar.
Adalah tidak mungkin untuk memprediksi bagaimana mereka mempengaruhi orang tertentu pada suatu waktu tertentu. Yang termasuk halusinogen diantaranya LSD, PCP, mescalin dan ganja.
Jenis Narkoba menurut Efeknya
|
||||
No
|
Depresan
|
Stimulan
|
Halusinogen
|
|
1
|
Alkohol
|
Amfetamain
|
LSD
|
|
2
|
Inhalansia
|
Kafein
|
Ganja
|
|
3
|
Methadone
|
kokain
|
Jamur
|
|
4
|
Sedatif-Hipnotik
|
MDMA
|
Depressant
|
|
5
|
Opiat
|
Nikotin
|
Meskalin
|
|
Ganja
v
Gejala pemakaian:
Jantung berdebar, euforia (rasa gembira tanpa sebab), halusinasi dan delusi, waktu berjalan sangat lambat, apatis (cuek terhadap diri dan lingkungan), tidak ada kemauan, mata merah, nafsu makan nambah, mulut kering, dan ketakutan berlebihan.
Jantung berdebar, euforia (rasa gembira tanpa sebab), halusinasi dan delusi, waktu berjalan sangat lambat, apatis (cuek terhadap diri dan lingkungan), tidak ada kemauan, mata merah, nafsu makan nambah, mulut kering, dan ketakutan berlebihan.
v
Gejala putus Obat:
Banyak berkeringat, gelisah, gemetaran, tidak ada selera makan, mual/muntah, diare terus-menerus, tidak bisa tidur (insomnia), tingkah laku aneh, melamun, tertawa sendiri.
Banyak berkeringat, gelisah, gemetaran, tidak ada selera makan, mual/muntah, diare terus-menerus, tidak bisa tidur (insomnia), tingkah laku aneh, melamun, tertawa sendiri.
Opiat (putaw, heroin, morfin)
v
Gejala pemakaian:
Pupil mata mengecil atau melebar akibat kekurangan oksigen (anoksia), gembira tidak ketulungan (euphoria) / sedih (edisforia), cuek, badan lemas, malas bergerak, mengantuk, ngomong cadel, tidak konsentrasi, tidak perhatian, lemot (lemah otak)
Pupil mata mengecil atau melebar akibat kekurangan oksigen (anoksia), gembira tidak ketulungan (euphoria) / sedih (edisforia), cuek, badan lemas, malas bergerak, mengantuk, ngomong cadel, tidak konsentrasi, tidak perhatian, lemot (lemah otak)
v
Gejala Putus Obat:
Keluar air mata, pupil mata membesar, keluar ingus, kelebihan keringat, diare, merinding, menguap terus-menerus, tekanan darah naik, jantung deg-degan, demam, panas-dingin, enggak bisa tidur, otot & tulang nyeri, sakit kepala, gelisah dan suka marah-marah.
Keluar air mata, pupil mata membesar, keluar ingus, kelebihan keringat, diare, merinding, menguap terus-menerus, tekanan darah naik, jantung deg-degan, demam, panas-dingin, enggak bisa tidur, otot & tulang nyeri, sakit kepala, gelisah dan suka marah-marah.
Amphetamine-Based Drugs (Shabu, Ekstasi)
v
Gejala pemakaian
berlebihan (dalam waktu 1 jam setelah pemakaian):
Rasa gembira (euphoria), rasa harga diri meningkat, banyak bicara, kewaspadaan meningkat, denyut jantung cepat, pupil mata melebar, tekanan darah meningkat, berkeringat/rasa dingin, mual/muntah.
Rasa gembira (euphoria), rasa harga diri meningkat, banyak bicara, kewaspadaan meningkat, denyut jantung cepat, pupil mata melebar, tekanan darah meningkat, berkeringat/rasa dingin, mual/muntah.
v
Gejala pemakaian berlebihan
(dalam waktu 24 jam):
Dellirium/kesadaran berubah, perasaan dikejar-kejar,
perasaan dibicarakan orang, agresif dan timbul rasa bermusuhan, rasa gelisah dan
tidak bisa diam.
v
Gejala putus Obat:
Depresi, rasa lelah berlebihan, ganguan tidur dan mimpi bertambah.
Depresi, rasa lelah berlebihan, ganguan tidur dan mimpi bertambah.
Kokain
v
Gejala pemakaian
berlebihan:
Denyut jantung meningkat, gelisah, euforia atau rasa gembira berlebihan, kewaspadaan meningkat, banyak bicara, pupil mata melebar, tekanan darah meningkat, berkeringat/rasa dingin, mual/muntah, kejang-kejang, cepat merasa, tersinggung, gangguan kejiwaan, pendarahan otak, penyumbatan pembuluh darah, mata bergerak tak terkendali, distonia/kekacauan otot leher.
Denyut jantung meningkat, gelisah, euforia atau rasa gembira berlebihan, kewaspadaan meningkat, banyak bicara, pupil mata melebar, tekanan darah meningkat, berkeringat/rasa dingin, mual/muntah, kejang-kejang, cepat merasa, tersinggung, gangguan kejiwaan, pendarahan otak, penyumbatan pembuluh darah, mata bergerak tak terkendali, distonia/kekacauan otot leher.
v
Gejala putus Obat:
Depresi berat, rasa lelah berlebihan, banyak tidur, mimpi bertambah, gugup, antsietas/gelisah, dan perasaan curiga.
Depresi berat, rasa lelah berlebihan, banyak tidur, mimpi bertambah, gugup, antsietas/gelisah, dan perasaan curiga.
Tambahan:
|
|
|
|
|
|
Nama
: Tressya Litaay
Kelas
: XI IA3
Sekolah
: SMA Negeri 2 Ambon
Catatan:
“ DILARANG KERAS MEMPERBANYAK FILE – FILE YANG Catatan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar