Tahapan yang sangat penting dalam
proses penelitian adalah menyusun alat ukur (instrumen) penelitian sebagai pedoman
untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Alat ukur tersebut harus valid dan
reliabel. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen
untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur
nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian, jumlah instrumen yang akan
digunakan untuk penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Karena
instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan
menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus
mempunyai skala.
Skala
pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada
dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam penelitian
akan menghasilkan data kuantitatif. Maksud dari skala pengukuran ini untuk
mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan
dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya. Macam-macam
skala pengukuran dapat berupa: skala nominal, skala ordinal, skala
interval, dan skala rasio.
1.
Skala
Nominal
Skala nominal merupakan skala paling
sederhana dari empat skala yang ada. Skala nominal memberikan suatu sistem
kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori, kelas,
atau klasifikasi. Skala nominal ini hanya mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu
mengidentifikasi dan membedakan. Sebagai contoh, jenis kelamin merupakan contoh
skala nominal yang menandai seseorang, yakni laki-laki atau perempuan.
Adapun ciri-ciri dari skala nominal
adalah:
a.
Kategori data bersifat mutually exclusive (saling
memisah).
b.
Kategori data tidak mempunyai aturan
yang logis (bisa sembarang), Hasil perhitungan dan tidak ditemui bilangan
pecahan, Angka yang tertera hanya lebel semata.
2.
Skala
Ordinal
Skala ordinal memungkinkan untuk
mengurutkan seseorang atau objek sesuai dengan banyak atau kuantitas dari
karakteristik yang dimilikinya. Pada skala ordinal, dimungkinkan untuk
melakukan penghitungan (kuantifikasi) variabel-variabel yang diuji sehingga
dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala
nominal. Contoh dalam kelas kepelatihan yang terdiri dari beberapa trainee Adi,
Budi, Santi, Eka, Fitri, dan Gina. Eka adalah siswa yang paling tinggi, diikuti
kemudian oleh Adi dan Santi, sedangkan Gina adalah siswa yang paling pendek,
yang agak tinggi Budi, dan diikuti kemudian oleh Fitri. Dalam analisis data,
ada kemungkinan seorang pengembang ingin mengurutkannya dari variabel paling
tinggi ke yang paling rendah, atau sebaliknya dari yang paling rendah sampai ke
yang paling tinggi. Untuk tujuan itu, mereka dapat melakukan analisis pada para
trainee, kemudian diurutkan sesuai dengan keperluannya. Hasil yang dicapai diantaranya
menjadi seperti berikut: Eka, Adi, Santi, Fitri, Budi, dan Gina (siswa dengan
badan tertinggi diberi urutan ke- 1, kemudian di bawahnya diberi urutan ke- 2
dan seterusnya).
Adapun ciri-ciri dari skala ordinal
antara lain:
a.
Kategori data saling memisah,
b.
Kategori data memiliki aturan yang
logis,
c.
Kategori data ditentukan skala berdasarkan
jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya.
3.
Skala
Interval
Skala
Interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan dengan skala
nominal dan skala ordinal. Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang
dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain,
yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat
besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan
lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka
yang dapat dipergunakan dalam operasi aritmatika, misalnya
dijumlahkan atau dikalikan. Untuk melakukan analisa, skala pengukuran ini
menggunakan statistic parametric. Contoh: jawaban pertanyaan menyangkut
frekuensi dalam pertanyaan, misalnya: Berapa kali Anda melakukan kunjungan ke
Jakarta dalam satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5 kali. Maka angka-angka
1,3, dan 5 merupakan angka sebenarnya dengan menggunakan interval 2.
4.
Skala
Rasio
Skala
Rasio pada dasarnya, memiliki sifat seperti skala interval, tetapi skala ini
memiliki nol mutlak yang dapat menunjukkan ketiadaan karakteristik yang diukur.
Panjang, kecepatan dan berat merupakan contoh skala rasio. Melalui skala ini
kita dapat menginterpretasikan perbandingan antar skor. Sebagai contoh, tinggi
pohon 20 m adalah dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan pohon yang
tingginya 10 m, kendaraan yang melaju denagn kecepatan 60 km/ jam
adalah dua kali lebih cepat dibanding kendaraan dengan kecepatan 30 km/ jam.
Contoh lain, Berat Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari
dibanding dengan berat Maya sama dengan 1 dibanding 2.
Adapun berbagai
skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian pendidikan antara lain:
a.
Skala
Likert
Skala
Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena
pendidikan. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan, baik bersifat favorable
(positif) bersifat bersifat unfavorable
(negatif).
Skala ini menilai sikap atau tingkah
laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta memberikan pilihan
jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah disediakan. Jawaban
setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
a. Sangat
baik
|
1) Sangat
setuju
|
a) Selalu
|
b.
Baik
|
2) Setuju
|
b)
Sering
|
c. Ragu-ragu
|
3) Ragu-ragu
|
c) Ragu-ragu
|
d.
Tidak baik
|
4) Tidak
setuju
|
d)
Kadang-kadang
|
e.
Sangat tidak baik
|
5) Sangat
tidak setuju
|
e)
Tidak pernah
|
Sistem penilaian dalam
skala Likert adalah sebagai berikut:
1.
Item
Favorable: sangat
setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak setuju/baik (2), sangat
tidak setuju/baik (1)
2.
Item
Unfavorable: sangat
setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3), tidak setuju/ baik (4),
sangat tidak setuju/ baik (5).
Instrumen
penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.
Contoh Bentuk Checklist:
Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat anda,
dengan memberi tanda () pada kolom yang tersedia.
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
||||
SS
|
ST
|
RG
|
TS
|
STS
|
||
1
2
|
Sekolah ini akan menggunakan
teknologi informasi dalam pelayanan administrasi dan akademik
.................................
|
|
Contoh
Bentuk Pilihan Ganda
Berilah
salah satu jawaban terhadap pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat
anda, dengan cara memberi tanda silang pada nomor jawaban yang tersedia.
Kurikulum baru
2013 harus segera diterapkan di setiap lembaga pendidikan.
a)
Sangat tidak setuju
b)
Tidak setuju
c)
Ragu-ragu
d)
Setuju
e)
Sangat setuju
b.
Skala
Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini
akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”; “benar-salah”;
“pernah-tidak”; “positif-negatif” dan lain-lain. Data
yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua
alternatif). Jadi kalau pada skala Likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari
kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”, maka pada skala Guttman
hanya ada dua interval yaitu “setuju” dan “tidak setuju”. Pennelitian
menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mmendapatkan jawaban yang tegas
terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Skala Guttman selain dapat dibuat
dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah
nol. Misal untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0.
Contoh:
Bagaimana
pendapat anda, bila orang itu menjabat Kepala Sekolah di sini?
a)
Setuju
b)
Tidak setuju
c.
Semantic Defferensial
Skala pengukuran yang
berbentuk Semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini
juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda
maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinu yang
jawaban “sangat positifnya”terletak
di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat
negatif” terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang
diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur
sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
Contoh:
Nilai Gaya Kepemimpinan Kepala
Sekolah
Bersahabat
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Tidak
Bersahabat
|
Tepat
Janji
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Ingkar
Janji
|
Bersaudara
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Memusuhi
|
Memberi
Pujian
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Mencela
|
Mempercayai
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Mendominasi
|
Responden yang memberi penilaian
dengan angka 5, berarti persepsi responden terhadap Kepala Sekolah itu sangat
positif, sedang bila memberi jawaban pada angka 3, berarti netral, dan memberi
jawaban pada angka 1, maka persepsi responden terhadap Kepala Sekolah sangat
negatif.
d.
Rating
Scale
Data-data skala yang diperoleh
melalui tiga macam skala yang dikemukakan di atas adalah data kualitatif yang
dikuantitatifkan. Berbeda dengan rating scale, data yang diperoleh
adalah data kuantitatif (angka) yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif. Seperti halnya skala lainnya, dalam rating scale responden
akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang telah
disediakan. Rating scale lebih fleksibel, tidak saja untuk
mengukur sikap tetapi dapat juga digunakan untuk mengukur persepsi responden
terhadap fenomena lingkungan, seperti skala untuk mengukur status sosial,
ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain. Dalam rating scale, yang
paling penting adalah kemampuan menerjemahkan alternatif jawaban yang dipilih
responden. Misalnya responden memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh
orang tertentu belum tentu sama dengan angka 2 bagi orang lain yang juga
memiliki jawaban angka 2.
Contoh:
Seberapa baik ruang kelas di sekolah
C?
Berilah
jawaban dengan angka:
(4) Bila
tata ruang itu sangat baik
(3) Bila
tata ruang itu cukup baik
(2) Bila
tata ruang itu kurang baik
(1) Bila
tata ruang itu sangat tidak baik
Jawablah
dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
No.
Item
|
Pernyataan
Tentang Tata Ruang Kelas
|
Interval
Jawaban
|
1.
2.
3.
|
Penataan
meja murid dan guru sehingga komunikasi lancar
Pencahayaan
alam tiap ruang
Kebersihan
ruangan
|
4 3 2 1
4 3 2 1
4 3 2 1
|
Terdapat
beberapa bentuk rating scale antara
lain:
1)
Skala
Numerik/Kuantitatif
Skala
ini menggunakan angka-angka (skor-skor) untuk menunjukan gradasi-gradasi,
disertai penjelasan singkat pada masing-masing angka.
2)
Skala
Penilaian Grafis.
Skala
menggunakan suatu garis sebagai kontinu. Gradasi-gradasi ditunjuk pada garis
itu dengan menyajikan deskripsi-deskripsi singkat di bawah garisnya Pengamat
memberikan tanda silang di garis pada tempat yang sesuai dengan gradasi yang
dipilih.
3)
Daftar
Cek.
Skala
ini mempunyai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif dengan tipe pilihan
berganda (multiple choice). Pada
masing-masing sifat atau sikap yang harus dinilai, disajikan empat sampai lima
pilihan dengan deskripsi singkat pada masing-masing pilihan. Pengamat
memberikan tanda cek pada pilihan tertentu di ruang yang disediakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar