Senin, April 08, 2013

Keterampilan Menjelaskan



I.          Ketrampilan menjelaskan adalah Ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang mengorganisasikan materi pembelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh peserta didik.
(Dari segi etimologis, kata menjelaskan mengandung makna “membuat sesuatu menjadi jelas”. Dalam kegiatan menjelaskan terkandung makna pengkajian informasi secara sistematis sehingga yang menerima penjelasan mempunyai gambaran yang jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan yang lain. Hubungan tersebut, misalnya hubungan informasi yang baru dengan informasi yang sudah diketahui, hubungan sebab akibat, hubungan antara teori dari praktik atau hubungan antara dalil - dalil dengan contoh.)

II.          Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan
a.   Menganalisis dan merencanakan:
-     Isi pesan (materi):
·            Secara menyeluruh isi pesan dianalisis atau diidentifikasi unsur - unsurnya yang akan dihubungkan dalam penjelasan.
·            Menemukan jenis hubungannya.
·            Menentukan hukum, dalil, rumus atau generalisasi yahg akan digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur isi pesan.
-     Penerima pesan (siswa):
Sehubungan dengan siswa sebagai penerima penjelasan, guru perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
·            Relevansi penjelasan dengan pertanyaan siswa atau dengan situasi yang membingungkan siswa.
·            Daya serap/tingkat pemahaman siswa sesuai dengan apa yang telah diketahui.
·            Kesesuaian penjelasan dengan tingkat pengetahuan siswa.

b.   Menyajikan suatu penjelasan:
-     Kejelasan: jelas kata-katanya, ungkapan kalimatnya lengkap, volume suaranya jelas terdengar siswa, istilah teknis dan asing perlu disampaikan dengan waktu diam atau senyap untuk memberi kesempatan siswa dapat menangkap artinya.
-     Penggunaan contoh dan ilustrasi: Konsep baru atau yang sulit/kompleks perlu diberi contoh dan ilustrasi sesuai dengan tingkat pemahaman dan pengertian siswa. Menghubungkan dalil, rumus, dan contoh dengan pola (1) induktif: khusus ke umum dan (2) deduktif: umum ke khusus.
-       Pola induktif, yaitu diberikan contoh terlebih dahulu kemudian ditarik kesimpulan umum atau dalil (rumus).
-       Pola deduktif, yaitu hukum, rumus atau generalisasi dikemuka-kan lebih dahulu, kemudian diberikan contoh-contoh secara rinci untuk memperjelas hukum, rumus atau generalisasi yang telah dikemukakan.
Pola yang digunakan bergantung pada materi pembelajaran, kemampuan, usia dan latar belakang kemampuan peserta didik tentang pembelajaran tersebut. Dalam penggunaan dalil dan contoh ini, ada kata-kata khusus yang biasa digunakan sebagai kata-kata penghubung dan ungkapan-ungkapan khusus. Untuk mengaitkan ide utama dan yang kurang penting digunakan kata-kata: jika.. .maka, walaupun begitu, sehingga, sementara itu, dalam pada itu, juga, karena, sebab, dan sebagainya. Untuk menghubungkan ide-ide yang sama pentingnya, digunakan kata-kata, seperti sementara itu, dalam pada itu, juga, selanjutnya, hanya, oleh karena itu, jadi, atau akibatnya. Dengan istilah-istilah tersebut, guru tidak hanya memperjelas penyajian, tetapi sekaligus menekankan keterkaitan atau menunjukkan hubungan.

-     Pemberian tekanan: Memberi tekanan pada hal-hal yang penting dengan cara berikut ini:
·            Tekanan suara pada bagian yang penting.
·            Membuat ikhtisar dan pengulangan.
·            Memparafrase (mengatakan dengan kalimat lain).
·            Memberi tanda isyarat seperti “pertama”, “kedua” dll.
-     Balikan: Pada waktu memberikan penjelasan, hendaknya guru memperhatikan gerak-gerik dan mimik peserta didik, apakah penjelasan yang diberikan dapat dipahami atau meragukan, menyenangkan atau membosankan, dan apakah menarik perhatian atau tidak. Untuk kepentingan tersebut, perhatikanlah mereka selama memberikan penjelasan, ajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dan berilah kesempatan bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan (mernberi balikan).

III.          Dalam menjelaskan, perlu diperhatikan hal - hal berikut:
ü  Memperhatikan antara yang menjelaskan (guru), yang mendengarkan (penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat pemahaman siswa), dan bahan yang dijelaskan harus bermakna bagi yang mendengarkan (siswa),
ü  Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran, tergantung dari munculnya kebutuhan akan penjelasan,
ü  Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik
ü  Penjelasan yang diberikan harus bermakna sesuai dengan tujuan pelajaran, dan
ü  Penjelasan dapat disajikan sesuai dengan rencana guru atau bila kebutuhan akan suatu penjelasan muncul dari siswa, misalnya siswa mengajukan suatu pertanyaan yang memerlukan penjelasan.
Keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi segala informasi sesuai dengan kehidupan sehari - hari. Setidaknya, penjelasan harus relevan dengan tujuan, materi sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa, serta diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
IV.          Manfaat guru memiliki keterampilan menjelaskan:
Menjelaskan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari kegiatan guru di kelas. Dalam pola interaksi belajar mengajar di kelas biasanya guru cenderung mendominasi pembicaraan padahal guru yang memberi fakta, ide, pendapat, menegur siswa, memberi alasan untuk bertindak, dan sebagainya, mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses belajar siswa.

Beberapa tujuan yang ingin dicapai guru dalam memberikan penjelasan.
ü  Membimbing siswa memahami jawaban “mengapa”.
ü  Membantu siswa memahami atau mendapatkan materi secara objektif dan nalar.
ü  Melibatkan siswa dalam proses berpikir menyelesaikan masalah atau menjawab pertanyaan.
ü  Mendapatkan balikan dari siswa tentang tingkat pemahamannya dan membetulkan pengertian siswa yang salah.
ü  Membantu siswa menghayati sesuatu melalui proses penalaran dan pembuktian terutama dalam situasi yang meragukan.

Kadang-kadang penjelasan guru hanya dapat dimengerti oleh guru itu sendiri, tidak dapat dimengerti oleh siswanya. Oleh karena itu, guru harus memberi penjelasan sesuai dengan tingkat pemahamnya. Tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya dikarenakan mungkin sumber -sumber informasi pengetahuan yang tersedia untuk membantu proses belajar siswa terbatas atau kurang. Oleh karena itu, guru perlu menguasai keterampilan menjelaskan yang efektif agar diperoleh hasil belajar yang optimal.

Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Seorang guru harus dapat menjelaskan berbagai hal kepada peserta didiknya. Penjelasan yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir peserta didik. Misalnya guru akan menjelaskan konsep ”atas”. Jika peserta didiknya adalah anak usia TK (4 – 5 tahun) maka dia harus menjelaskan konsep tersebut secara konkret dan nyata.



Referensi

1. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), Cet. 4
2. Goerge Brown, Pengajaran Mikro: Program ketrampilan mengajar, (Surabaya: Airlangga University Press, 1991)
3. Richard Kindsvatter, at.all, Dynamic of Effective Teaching, (New York, 1996)
4. Wiryawan, Sri Anitah dan Noorhadi. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: UT, 1999
5. Brown, George. Micro Teaching: A Programme of Teaching Skills. New York: Metheuen Inc., 1984
6. Cole, G. Peter and Lorna K.S. Chan. Teaching Principles and Practice. New York: Prentice Hall, 1990
7. Jacobsen, David, Paul Eggen and Donald Kauchak. Methods for Teaching: A Skills Approach. Ohio: Merril Publishing Company, 1989



Tidak ada komentar:

Posting Komentar