I.
Ketrampilan menjelaskan adalah Ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi
secara lisan yang mengorganisasikan materi pembelajaran dalam tata urutan yang
terencana secara sistematis sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh peserta
didik.
(Dari segi etimologis, kata menjelaskan mengandung makna “membuat
sesuatu menjadi jelas”. Dalam kegiatan menjelaskan terkandung makna
pengkajian informasi secara sistematis sehingga yang menerima penjelasan
mempunyai gambaran yang jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan yang
lain. Hubungan tersebut, misalnya hubungan informasi yang baru dengan informasi
yang sudah diketahui, hubungan sebab akibat, hubungan antara teori dari praktik
atau hubungan antara dalil - dalil dengan contoh.)
II.
Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan
a. Menganalisis dan merencanakan:
- Isi pesan (materi):
·
Secara menyeluruh isi pesan dianalisis
atau diidentifikasi unsur - unsurnya yang akan dihubungkan dalam penjelasan.
·
Menemukan jenis hubungannya.
·
Menentukan hukum, dalil, rumus atau
generalisasi yahg akan digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur isi pesan.
- Penerima pesan (siswa):
Sehubungan dengan siswa sebagai penerima penjelasan, guru
perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
·
Relevansi penjelasan dengan pertanyaan
siswa atau dengan situasi yang membingungkan siswa.
·
Daya serap/tingkat pemahaman siswa
sesuai dengan apa yang telah diketahui.
·
Kesesuaian penjelasan dengan tingkat pengetahuan
siswa.
b. Menyajikan suatu penjelasan:
- Kejelasan: jelas kata-katanya, ungkapan kalimatnya lengkap,
volume suaranya jelas terdengar siswa, istilah teknis dan asing perlu
disampaikan dengan waktu diam atau senyap untuk memberi kesempatan siswa dapat
menangkap artinya.
- Penggunaan contoh dan ilustrasi: Konsep baru atau yang
sulit/kompleks perlu diberi contoh dan ilustrasi sesuai dengan tingkat
pemahaman dan pengertian siswa. Menghubungkan dalil, rumus, dan contoh dengan
pola (1) induktif: khusus ke umum dan (2) deduktif: umum ke khusus.
- Pola induktif, yaitu diberikan contoh terlebih dahulu
kemudian ditarik kesimpulan umum atau dalil (rumus).
- Pola deduktif, yaitu hukum, rumus atau generalisasi
dikemuka-kan lebih dahulu, kemudian diberikan contoh-contoh secara rinci untuk
memperjelas hukum, rumus atau generalisasi yang telah dikemukakan.
Pola yang digunakan bergantung pada
materi pembelajaran, kemampuan, usia dan latar belakang kemampuan peserta didik
tentang pembelajaran tersebut. Dalam penggunaan dalil dan contoh ini, ada
kata-kata khusus yang biasa digunakan sebagai kata-kata penghubung dan
ungkapan-ungkapan khusus. Untuk mengaitkan ide utama dan yang kurang penting
digunakan kata-kata: jika.. .maka, walaupun begitu, sehingga, sementara itu,
dalam pada itu, juga, karena, sebab, dan sebagainya. Untuk menghubungkan ide-ide
yang sama pentingnya, digunakan kata-kata, seperti sementara itu, dalam pada
itu, juga, selanjutnya, hanya, oleh karena itu, jadi, atau akibatnya. Dengan
istilah-istilah tersebut, guru tidak hanya memperjelas penyajian, tetapi
sekaligus menekankan keterkaitan atau menunjukkan hubungan.
- Pemberian tekanan: Memberi tekanan pada hal-hal yang penting
dengan cara berikut ini:
·
Tekanan suara pada bagian yang penting.
·
Membuat ikhtisar dan pengulangan.
·
Memparafrase (mengatakan dengan kalimat
lain).
·
Memberi tanda isyarat seperti
“pertama”, “kedua” dll.
- Balikan: Pada waktu memberikan penjelasan, hendaknya guru
memperhatikan gerak-gerik dan mimik peserta didik, apakah penjelasan yang
diberikan dapat dipahami atau meragukan, menyenangkan atau membosankan, dan
apakah menarik perhatian atau tidak. Untuk kepentingan tersebut, perhatikanlah
mereka selama memberikan penjelasan, ajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
dan berilah kesempatan bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan (mernberi
balikan).
III.
Dalam menjelaskan, perlu diperhatikan hal - hal berikut:
ü Memperhatikan antara yang menjelaskan (guru), yang
mendengarkan (penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat
pemahaman siswa), dan bahan yang dijelaskan harus bermakna bagi yang
mendengarkan (siswa),
ü Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir
pelajaran, tergantung dari munculnya kebutuhan akan penjelasan,
ü Penjelasan harus menarik
perhatian peserta didik
ü Penjelasan yang diberikan harus bermakna sesuai dengan
tujuan pelajaran, dan
ü Penjelasan dapat disajikan sesuai dengan rencana guru atau
bila kebutuhan akan suatu penjelasan muncul dari siswa, misalnya siswa
mengajukan suatu pertanyaan yang memerlukan penjelasan.
Keterampilan
menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi segala informasi sesuai
dengan kehidupan sehari - hari. Setidaknya, penjelasan harus relevan dengan
tujuan, materi sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa, serta
diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
IV.
Manfaat guru memiliki keterampilan menjelaskan:
Menjelaskan merupakan salah satu aspek yang sangat penting
dari kegiatan guru di kelas. Dalam pola interaksi belajar mengajar di kelas
biasanya guru cenderung mendominasi pembicaraan padahal guru yang memberi
fakta, ide, pendapat, menegur siswa, memberi alasan untuk bertindak, dan
sebagainya, mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses belajar siswa.
Beberapa tujuan yang ingin dicapai guru dalam memberikan
penjelasan.
ü Membimbing siswa memahami jawaban “mengapa”.
ü Membantu siswa memahami atau mendapatkan materi secara
objektif dan nalar.
ü Melibatkan siswa dalam proses berpikir menyelesaikan masalah
atau menjawab pertanyaan.
ü Mendapatkan balikan dari siswa tentang tingkat pemahamannya
dan membetulkan pengertian siswa yang salah.
ü Membantu siswa menghayati sesuatu melalui proses penalaran
dan pembuktian terutama dalam situasi yang meragukan.
Kadang-kadang penjelasan guru hanya
dapat dimengerti oleh guru itu sendiri, tidak dapat dimengerti oleh siswanya.
Oleh karena itu, guru harus memberi penjelasan sesuai dengan tingkat
pemahamnya. Tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau
sumber lainnya dikarenakan mungkin sumber -sumber informasi pengetahuan yang
tersedia untuk membantu proses belajar siswa terbatas atau kurang. Oleh karena
itu, guru perlu menguasai keterampilan menjelaskan yang efektif agar diperoleh
hasil belajar yang optimal.
Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan
guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah
yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Seorang guru harus dapat menjelaskan berbagai hal kepada
peserta didiknya. Penjelasan yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat
kemampuan berpikir peserta didik. Misalnya guru akan menjelaskan konsep ”atas”.
Jika peserta didiknya adalah anak usia TK (4 – 5 tahun) maka dia harus
menjelaskan konsep tersebut secara konkret dan nyata.
Referensi
1. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1992), Cet. 4
2. Goerge Brown, Pengajaran Mikro: Program ketrampilan
mengajar, (Surabaya: Airlangga University Press, 1991)
3. Richard Kindsvatter, at.all, Dynamic of Effective
Teaching, (New York, 1996)
4. Wiryawan, Sri Anitah dan Noorhadi. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: UT, 1999
5. Brown, George. Micro Teaching: A Programme of Teaching
Skills. New York: Metheuen Inc., 1984
6. Cole, G. Peter and Lorna K.S. Chan. Teaching Principles
and Practice. New York: Prentice Hall, 1990
7. Jacobsen, David, Paul Eggen and Donald Kauchak. Methods
for Teaching: A Skills Approach. Ohio: Merril Publishing Company, 1989
Tidak ada komentar:
Posting Komentar