Kamis, November 21, 2013

NARKOBA dan Bahaya ROKOK

JENIS-JENIS NARKOBA DAN PENJELASANNYA

1.             OPIOID (OPIAD)
Opioid atau opiad berasal dari kata opium, jus dari bunga opium, Papaver somniverum, yang mengandung kira-kira 20 alkaloid opium, termasuk morfin. Nama Opioid juga digunakan untuk opiad, yaitu suatu preparat atau derivat dari opium dan narkotik sintetik yang kerjanya menyerupai opiad tetapi tidak didapatkan dari opium. opiad alami lain atau opiat yang disintesis dari opiad alami adalah heroin (diacethylmorphine), kodein (3-methoxymorphine), dan hydromorphone (Dilaudid).
Efek samping yang ditimbulkan bagi pemakai opioid yaitu pemakai mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara, kerusakan penglihatan pada malam hari, mengalami kerusakan pada liver dan ginjal, peningkatan resiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya melalui jarum suntik dan penurunan hasrat dalam hubungan sex, kebingungan dalam identitas seksual, kematian karena overdosis. 
Turunan OPIOID (OPIAD) yang sering disalahgunakan adalah:
i.               Candu
Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap (menggores) buah yang hendak masak. Getah yang keluar berwarna putih dan dinamai "Lates". Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan dalam kemasan kotak kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain ular, tengkorak,burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb. Pemakaiannya dengan cara dihisap.

ii.             Morfin
Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin merupaakan alkaloida utama dari opium ( C17H19NO3 ) . Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikkan.

iii.           Heroin (Putau)
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir-akhir ini. Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu. Walaupun pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi diusahakan heroin tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit kanker terminal karena efek analgesik dan euforik-nya yang baik.

iv.           Codein
Codein termasuk garam/turunan dari opium/candu. Efek codein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.

v.             Demerol
Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna.

vi.           Methadon
Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone (Dolphine), pentazocine (Talwin), dan propocyphene (Darvon). Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Kelas obat tersebut adalah nalaxone (Narcan), naltrxone (Trexan), nalorphine, levalorphane, dan apomorphine. Sejumlah senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan antagonis telah disintesis, dan senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol (Stadol), dan buprenorphine (Buprenex).

vii.         Kokain
Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan.  Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksifnya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah dikenali.
Nama lain untuk Kokain: snow, coke, girl, lady dan crack (kokain dalam bentuk yang paling murni dan bebas basa untuk mendapatkan efek yang lebih kuat).


2.             JENIS-JENIS PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetris, bukan narkotika, yang bersifat atau berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.

i.               Ecstasi
Rumus kimia XTC adalah 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-Amphetamine (MDMA). Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat di penghujung akhir abad lalu. Pada kurun waktu tahun 1950-an, industri militer Amerika Serikat mengalami kegagalan didalam percobaan penggunaan MDMA sebagai serum kebenaran. Setelah periode itu, MDMA dipakai oleh para dokter ahli jiwa. XTC mulai bereaksi setelah 20 sampai 60 menit diminum. Efeknya berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadang-kadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering. Pupil mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang. Mungkin pula akan timbul rasa mual. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita merasa membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat lelah dan tertekan.

ii.             Shabu-Shabu
Shabu-shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang terhirup. 

Apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat manusia, Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi:
(a).         Depresant, yaitu yang bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan saraf pusat (Psikotropika Gol 4), contohnya antara lain: Sedatin/Pil BK, Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrak (MX).
(b).        Stimulant, yaitu yang bekerja mengaktif kerja susan saraf pusat, contohnya amphetamine, MDMA, N-etil MDA & MMDA. Ketiganya ini terdapat dalam kandungan Ecstasi.
(c).         Hallusinogen, yaitu yang bekerja menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau khayalan contohnya licercik acid dhietilamide (LSD), psylocibine, micraline.
Disamping itu psikotropika dipergunakan karena sulitnya mencari narkotika dan mahal harganya. Penggunaan psikotropika biasanya dicampur dengan alkohol atau minuman lain seperti air mineral, sehingga menimbulkan efek yang sama dengan narkotika.
BAGIAN-BAGIAN ROKOK
Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam rokok, antara lain:
1.             Nikotin, mempunyai efek candu meskipun membuat perokok merasa rileks, namun mengandung efek ketagihan selain itu dapat merusak jaringan otak, mengeraskan dinding arteri dan menyebabkan darah cepat membeku.
2.             Tar, mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, dan 60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik yang memicu bertumbuhnya sel kanker.
3.             Arsenik, bahan yang digunakan untuk racun tikus.
4.             Asetilena, senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna.
5.             Sianida, senyawa kimia dari kelompok cyano.
6.             Benzene, senyawa kimia organik yang mudah terbakar.
7.             Cadmium, sebuah logam beracun radioaktif.
8.             Metanol, jenis alkohol sederhana (metil alkohol).
9.             Formaldehida, cairan yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
10.         Amonia, sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
11.         Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap kendaraan, yang mempunyai efek mengikat oksigen dalam tubuh sehingga berakibat memicu terjadinya penyakit jantung.
12.         Hidrogen sianida, zat pembuat plastik dan pestisida, zat ini digunakan juga sebagai fumigan untuk bahan membunuh semut.

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh merokok, antara lain:
1.             Kanker, kanker paru-paru merupakan salah satu akibat yang banyak terjadi dari kebiasaan merokok, serta kanker lainnya dari efek negatif dari merokok seperti kanker mulut, kotak suara atau laring, tenggorokan dan kerongkongan, tidak hanya itu merokok ternyata memicu juga terjadinya kanker ginjal, kandung kemih, perut pankreas, leher rahim dan kanker darah (leukemia).
2.             Penyakit jantung dan Stroke, merokok dapat menimbulkan terjadinya pengerasan pada pembuluh darah hal ini terjadi karena terjadinya penumpukan zat lemak di arteri, lemak dan plak memblok aliran darah dan membuat penyempitan pembuluh darah sehingga memicu terjadinya penyakit jantung dan stroke.
3.             Impotensi, merokok merupakan salahsatu resiko utama untuk penyakit pembuluh darah perifer, yaitu menyempitnya pembuluh darah yang mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh sehingga dapat juga mengakibatkan disfungsi ereksi/impoten.
4.             Gangguan Janin, untuk ibu yang sedang mengandung, merokok berakibat buruk juga terhadap kesehatan reproduksi dan janin dalam kandungan, termasuk infertilitas (kemandulan), kematian janin, keguguran,  bayi lahir dengan berat badan rendah, dan sindrom kematian mendadak bayi.
5.             Penyakit paru, orang yang merokok beresiko terkena penyakit di sekitar paru-paru seperti pneumonia, emfisema dan bronkitis kronis, penyakit paru-paru ini dapat bertambah buruk dari waktu ke waktu bahkan dapat mengakibatkan kematian. 
6.             Diabetes, menurut penelitian merokok juga dapat meningkatkan resiko terjadinya diabetes, dan efek dari komplikasi dari diabetes dapat memicu terjadinya bermacam penyakit seperti stroke, penyakit jantung, penyakit mata, penyakit pembuluh darah, penyakit ginjal dan lain-lain. 


DAMPAK ATAU AKIBAT DARI NARKOBA

Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif/psikotropika dapat menyebabkan efek dan dampak negatif bagi pemakainya. Dampak yang negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik. Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai akibat yang beraneka ragam.

A.            Dampak Tidak Langsung Narkoba yang Disalahgunakan
1.             Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2.             Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.
3.             Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.
4.             Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi alias DO/drop out.
5.             Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.
6.          Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
7.             Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita/penjara yang sangat menyiksa lahir batin.

B.            Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani/Tubuh Manusia
1.             Gangguan pada jantung.
2.             Gangguan pada hemoprosik.
3.             Gangguan pada traktur urinarius.
4.             Gangguan pada otak.
5.             Gangguan pada tulang.
6.             Gangguan pada pembuluh darah.
7.             Gangguan pada endorin.
8.             Gangguan pada kulit.
9.             Gangguan pada sistem saraf.
10.         Gangguan pada paru-paru.
11.         Gangguan pada sistem pencernaan.
12.         Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dan banyak dampak lainnya yang merugikan badan manusia.

C.            Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan/Mental Manusia
1.             Menyebabkan depresi mental.
2.             Menyebabkan gangguan jiwa berat/psikotik.
3.             Menyebabkan bunuh diri.

4.             Menyebabkan melakukan tindak kejahatan, kekerasan dan pengrusakan.

Selasa, November 19, 2013

SKALA PENGUKURAN

Tahapan yang sangat penting dalam proses penelitian adalah menyusun alat ukur (instrumen) penelitian sebagai pedoman untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian, jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala.

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam penelitian akan menghasilkan data kuantitatif. Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya. Macam-macam skala pengukuran dapat berupa: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.

1.             Skala Nominal
Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang ada. Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori, kelas, atau klasifikasi. Skala nominal ini hanya mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu mengidentifikasi dan membedakan. Sebagai contoh, jenis kelamin merupakan contoh skala nominal yang menandai seseorang, yakni laki-laki atau perempuan.
Adapun ciri-ciri dari skala nominal adalah:
a.              Kategori data bersifat mutually exclusive (saling memisah).
b.             Kategori data tidak mempunyai aturan yang logis (bisa sembarang), Hasil perhitungan dan tidak ditemui bilangan pecahan, Angka yang tertera hanya lebel semata.

2.             Skala Ordinal
Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya. Pada skala ordinal, dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi) variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal. Contoh dalam kelas kepelatihan yang terdiri dari beberapa trainee Adi, Budi, Santi, Eka, Fitri, dan Gina. Eka adalah siswa yang paling tinggi, diikuti kemudian oleh Adi dan Santi, sedangkan Gina adalah siswa yang paling pendek, yang agak tinggi Budi, dan diikuti kemudian oleh Fitri. Dalam analisis data, ada kemungkinan seorang pengembang ingin mengurutkannya dari variabel paling tinggi ke yang paling rendah, atau sebaliknya dari yang paling rendah sampai ke yang paling tinggi. Untuk tujuan itu, mereka dapat melakukan analisis pada para trainee, kemudian diurutkan sesuai dengan keperluannya. Hasil yang dicapai diantaranya menjadi seperti berikut: Eka, Adi, Santi, Fitri, Budi, dan Gina (siswa dengan badan tertinggi diberi urutan ke- 1, kemudian di bawahnya diberi urutan ke- 2 dan seterusnya).
Adapun ciri-ciri dari skala ordinal antara lain:
a.              Kategori data saling memisah,
b.             Kategori data memiliki aturan yang logis,
c.              Kategori data ditentukan skala berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya.

3.             Skala Interval
Skala Interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan dengan skala nominal dan skala ordinal. Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang dapat dipergunakan dalam  operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan. Untuk melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistic parametric. Contoh: jawaban pertanyaan menyangkut frekuensi dalam pertanyaan, misalnya: Berapa kali Anda melakukan kunjungan ke Jakarta dalam satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5 kali. Maka angka-angka 1,3, dan 5 merupakan angka sebenarnya dengan menggunakan interval 2.

4.             Skala Rasio
Skala Rasio pada dasarnya, memiliki sifat seperti skala interval, tetapi skala ini memiliki nol mutlak yang dapat menunjukkan ketiadaan karakteristik yang diukur. Panjang, kecepatan dan berat merupakan contoh skala rasio. Melalui skala ini kita dapat menginterpretasikan perbandingan antar skor. Sebagai contoh, tinggi pohon 20 m adalah dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan pohon yang tingginya 10 m, kendaraan  yang melaju denagn kecepatan 60 km/ jam adalah dua kali lebih cepat dibanding kendaraan dengan kecepatan 30 km/ jam. Contoh lain, Berat Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan berat Maya sama dengan 1 dibanding 2.

Adapun berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian pendidikan antara lain:

a.             Skala Likert
Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena pendidikan. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat favorable (positif) bersifat bersifat unfavorable (negatif).
Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta memberikan pilihan jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah disediakan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
a.    Sangat baik
1)     Sangat setuju
a)          Selalu
b.    Baik
2)     Setuju
b)          Sering
c.    Ragu-ragu
3)     Ragu-ragu
c)          Ragu-ragu
d.    Tidak baik
4)     Tidak setuju
d)          Kadang-kadang
e.     Sangat tidak baik
5)     Sangat tidak setuju
e)          Tidak pernah
Sistem penilaian dalam skala Likert adalah sebagai berikut:
1.             Item Favorable: sangat setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak setuju/baik (2), sangat tidak setuju/baik (1)
2.             Item Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3), tidak setuju/ baik (4), sangat tidak setuju/ baik (5).
Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.

Contoh Bentuk Checklist:
Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan memberi tanda () pada kolom yang tersedia.
No
Pertanyaan
Jawaban
SS
ST
RG
TS
STS
1


2
Sekolah ini akan menggunakan teknologi informasi dalam pelayanan administrasi dan akademik
.................................




Contoh Bentuk Pilihan Ganda
Berilah salah satu jawaban terhadap pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberi tanda silang pada nomor jawaban yang tersedia.
Kurikulum baru 2013 harus segera diterapkan di setiap lembaga pendidikan.
a)             Sangat tidak setuju
b)             Tidak setuju
c)             Ragu-ragu
d)             Setuju
e)             Sangat setuju

b.             Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak”; “positif-negatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala Likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”, maka pada skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” dan “tidak setuju”. Pennelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mmendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misal untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0.
Contoh:
Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat Kepala Sekolah di sini?
a)         Setuju
b)        Tidak setuju

c.              Semantic Defferensial
Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinu yang jawaban “sangat positifnyaterletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
Contoh: Nilai Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
Bersahabat
5
4
3
2
1
Tidak Bersahabat
Tepat Janji
5
4
3
2
1
Ingkar Janji
Bersaudara
5
4
3
2
1
Memusuhi
Memberi Pujian
5
4
3
2
1
Mencela
Mempercayai
5
4
3
2
1
Mendominasi
Responden yang memberi penilaian dengan angka 5, berarti persepsi responden terhadap Kepala Sekolah itu sangat positif, sedang bila memberi jawaban pada angka 3, berarti netral, dan memberi jawaban pada angka 1, maka persepsi responden terhadap Kepala Sekolah sangat negatif.

d.             Rating Scale
Data-data skala yang diperoleh melalui tiga macam skala yang dikemukakan di atas adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Berbeda dengan rating scale, data yang diperoleh adalah data kuantitatif (angka) yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Seperti halnya skala lainnya, dalam rating scale responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif  yang telah disediakan. Rating scale lebih fleksibel, tidak saja untuk mengukur sikap tetapi dapat juga digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lingkungan, seperti skala untuk mengukur status sosial, ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain. Dalam rating scale, yang paling penting adalah kemampuan menerjemahkan alternatif jawaban yang dipilih responden. Misalnya responden memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu belum tentu sama dengan angka 2 bagi orang lain yang juga memiliki jawaban angka 2.

Contoh:
Seberapa baik ruang kelas di sekolah C?
Berilah jawaban dengan angka:
(4) Bila tata ruang itu sangat baik
(3) Bila tata ruang itu cukup baik
(2) Bila tata ruang itu kurang baik
(1) Bila tata ruang itu sangat tidak baik

Jawablah dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
No.
Item
Pernyataan Tentang Tata Ruang Kelas
Interval Jawaban
1.

2.
3.
Penataan meja murid dan guru sehingga komunikasi lancar
Pencahayaan alam tiap ruang
Kebersihan ruangan
4     3     2     1

4     3     2     1
4     3     2     1
Terdapat beberapa bentuk rating scale antara lain:
1)             Skala Numerik/Kuantitatif
Skala ini menggunakan angka-angka (skor-skor) untuk menunjukan gradasi-gradasi, disertai penjelasan singkat pada masing-masing angka.
2)             Skala Penilaian Grafis.
Skala menggunakan suatu garis sebagai kontinu. Gradasi-gradasi ditunjuk pada garis itu dengan menyajikan deskripsi-deskripsi singkat di bawah garisnya Pengamat memberikan tanda silang di garis pada tempat yang sesuai dengan gradasi yang dipilih.
3)             Daftar Cek.

Skala ini mempunyai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif dengan tipe pilihan berganda (multiple choice). Pada masing-masing sifat atau sikap yang harus dinilai, disajikan empat sampai lima pilihan dengan deskripsi singkat pada masing-masing pilihan. Pengamat memberikan tanda cek pada pilihan tertentu di ruang yang disediakan.